Saat dewasa itulah, seperti dilansir laman phys.org,
Selasa 18 Juni 2013, ilmuwan bisa memanen organ vital itu untuk
ditransplantasikan ke manusia yang membutuhkannya. Mekanisme penitipan
embrio dalam tubuh hewan ini disebut dengan 'chimeric embryo'.
"Para ahli akan mempelajari kemungkinan jenis penelitian apa yang akan menghasilkan," kata seorang pejabat pemerintah.
Jenis penelitian nanti, tambah pejabat tersebut, akan mempertimbangkan secara khusus masalah etika dan martabat manusia.
Sementara itu, pemerintah telah menunjuk panel yang terdiri dari
ilmuwan, profesor hukum dan pewarta. Panel itu segera akan melangsungkan
pertemuan dan mengeluarkan rekomendasi kepada komite pemerintah pada
bulan depan.
Nantinya, komite ini diharapkan mulai menyusun pedoman batasan
penelitian embrio di Jepang. Sebab, tingkat penerimaan inovasi embrio di
Jepang berbeda dengan AS. Di negeri Matahari ini, masih ada penolakan
publik meski liputan media Jepang menyambut positif.
Saat ini, kata pejabat itu, ilmuwan di Jepang diperbolehkan
menumbuhkan embrio chimeric sampai dua minggu dalam tabung tapi dilarang
menempatkan embrio dalam rahim hewan.
Pembuahan sel induk
Pejabat itu menambahkan, dalam percobaan yang dipimpin oleh
Hiromitsu Nakauchi dari Universitas Tokyo, para ilmuwan ingin menanamkam
embrio chimeric yang terbuat dari pembuahan sel telur babi dan sel
induk bersifat pluripotensi hasil induksi atau induced Pluripotent Stem
cell (iPS), ke dalam rahim babi.
Sejak temuan induced Pluripotent Stem cell" (iPS) pada 2006 oleh
Shinya Yamanaka, peneliti Kyoto University, Jepang, temuan itu membuat
hanya ada satu cara untuk mendapatkan sel induk yakni memanennya dari
embrio manusia.
Namun, cara itu dinilai kontroversial, mengingat butuh penghancuran
embrio, suatu proses yang konservatif. Atas temuan itu, Yamanaka
menyabet nobel kedokteran pada tahun lalu karena berhasil membuahkan sel
induk dari jaringan kulit.
Seperti halnya sel induk embrionik, sel iPS juga mampu berkembang
menjadi sel apapun di dalam tubuh, dengan syarat sumber bahan tersedia.
"Kita akan melihat, apakah percobaan berjalan dengan baik. Tapi,
jika kami berhasil memproduksi organ manusia, tahapan selanjutnya yaitu
penggunaan organ, ini butuh lima tahun," kata Yamanaka.
Sementara itu, pada awal tahun ini, tim Nakauchi berhasil
mengujicoba babi putih untuk menghasilkan pankreas babi hitam. Soal
potensi babi, Nakauchi beralasan, babi sudah akrab di Jepang sebagai
pengobatan diabetes dan dapat diterima tubuh manusia.
Sumber : www.viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar