Demam piala dunia jelang laga Spanyol-Belanda

Antusiasme penggemar sepak bola di Indonesia mulai terasa saat laga perdana Piala Dunia antara Brasil dan Kroasia, Kamis (13/06) dini hari.

Oggy and the Cockroaches: The Movie, Kisah Penyelamatan Dunia

Di balik penciptaan dunia, terdapat dua kekuatan besar yang beradu. Zaman demi zaman terlewati, generasi demi generasi bermunculan, kedua kekuatan itu masih saja berperang.

Warga Pontianak Gegerkan Penemuan Mayat Pocong Keluar Dari Kuburan

Warga di Jalan Adi Sucipto Pontianak dihebohkan dengan penemuan mayat yang masih dibungkus dengan pocong atau kain kafan di atas sebuah kuburan. Penemuan mayat pada Sabtu (25/5) itu

Website Resmi pemerintah Kota Singkawang

Sebagai orang asli Singkawang, anda pasti harusnya tau tentang yang satu ini, Website resminya pemerintahan kota singkawang.

Do You Know About The Top 10 brain Damaging Habits??

No Breakfast, Overeating, Smoking, High Sugar Consumption, Air Pollution, Sleep Deprivation...

Tampilkan postingan dengan label Arkeologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arkeologi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 November 2014

MISTERI PENEMUAN TEMBOK LURUS DI BAWAH LAUT PAPUA


Papua adalah sebuah propinsi terluas di Indonesia dengan luas 808.105 Km persegi yang termasuk pulau terbesar kedua di dunia.

Pulau Papua dengan keaneka ragaman alamnya yang masih alami ternyata menyimpan Misteri yang sangat menakjubkan dengan ditemukannya sebuah Tembok Lurus dilepas pantai bagian utara dari pulau besar ini diperkirakan terdapat struktur bagunan mirip "beteng" (awam:benteng) dengan panjang 110 Km dengan ketinggian 1860 meter serta lebar 1700 meter.

Jika dilihat secara seksama struktur ini lebih mirip "dinding" atau "tembok" karena strukturnya yang lurus memanjang secara sempurna sepanjang 110 Km.

Jika ini benar, jelas bangunan seperti ini tidak dibuat oleh peradaban manusia mengingat bangunan di abad modern ini saja seperti Menara Dubai tingginya baru mencapai 800 meter sedangkan dinding yang ditemukan disebelah utara Pulau Papua mencapai tinggi 1860 meter.

Struktur ini berada di Laut Lepas tak jauh dari Ibukota Papua, Jayapura. Untuk sementara penemuan misterius ini dinamakan Jayapura Wall atau Tembok Jayapura.

Dengan menggunakan Google Maps, Koordinat benteng menakjubkan tersebut terlihat pada Samudra Pasifik, Bagian Utara Pulau Papua pada 1°59’46.9”S dan 141°29’24.6239”E (lihat melalui Google Maps).

Sekilas Tentang Papua

Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI.

Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya,

Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang. Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. 

Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju.

Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari “beberapa bulan” yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.

Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua.

Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.

Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia.

Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan “dunia yang hilang”, dan “Taman Firdaus di bumi”, dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.

Beberapa Raja-Raja di Papua

Raja Said Arobi Uswanas dari Kerajaan Fatagar, Papua. Kerajaan Fatagar pada tahun 1880-an adalah salah satu kerajaan yang paling penting dari Onin atau daerah Fak Fak. Pada saat itu orang papua berhak pergi untuk tinggal di pulau Seram, di mana mereka juga mempunyai keluarga disana. Kemudian nenek moyang dari raja Fatagar kembali dan dinobatkan sebagai raja. Semua raja-raja yang berkuasa Fatagar dikenal sebagai raja yang cukup baik dan bijaksana. Kini dia adalah politisi penting di kabupaten Fak Fak, yaitu Raja Said Arobi Uswanas dari kerajaan Fatagar.

Sebagian besar kerajaan di sini diperintah oleh dinasti keturunan dari dinasti Rumbati, atau dibuat secara lokal semi-kerajaan (kemudian independen) oleh Rumbati. Fatagar adalah salah satu akar kerajaan dan dinasti turunan dari dinasti Rumbati.

Raja Patipi, Achmad Iba. Kerajaan Rumbati. Salah satu raja mantan raja dari kerajaan Rumbati adalah Patipi. Beliau sudah memerintah sejak lama. Beliau dikenal karena keinginannya memperkenalkan dan membawa Islam kepada orang-orang disekitarnya. Keberadaan dinasti raja ini adalah dinasti kedua yang mana pernah memerintah di Patipi.

Raja pertama masih dalam pemerintahan di abad ke-20 bahkan sempat diperintah olehnya selama dua kali periode raja pada wakktu itu, ketika dinasti kedua memerintah. Raja yang memerintah kini adalah sebatas wilayah Raja Bupati, yaitu Raja Patipi ketika Raja Bupati, Ahmad Iba dianggap sebagai penguasa ke 16 kerajaan Patipi.

Ketika saudara kandungnya Raja Usman Iba meninggal, ia menjadi bupati karena anak raja mewariskannya sebagai penerus atau ahli waris (putra raja almarhum) disaat ia masih mempelajari yaitu Raja Muda Atarai Iba. Hal ini tidak diketahui, ketika ahli waris tahta akan dinobatkan sebagai raja baru. Bupati adalah pensiunan pegawai dari departemen perikanan kabupaten Fak Fak.

Rabu, 15 Oktober 2014

Lubang Misterius di Siberia Bisa Selesaikan Misteri Segitiga Bermuda


Awal tahun ini, dunia digemparkan oleh kemunculan lubang raksasa di Siberia. Banyak teori yang dikeluarkan oleh peneliti yan datang kesana. Namun mereka sepakat, jika lubang ini terbentuk karena ledakan gas di dalam tanah.

Penjelasan tentang lubang tersebut memicu hubungan lainnya, yaitu tentang misteri segitiga bermuda, yang telah melenyapkan banyak kapal. Di mana segitiga Bermuda menjadi misteri selama puluhan tahun, dan mengeluarkan banyak teori tentangnya.

"Panas dari dalam memacu kondisi yang tidak biasa, yang menyebabkan perubahan geologi tanah, yang menyebabkan pelepasan gas hidrat," mengutip dari Institute Trofimuk yang berkecimpung di dalam pengeboran minyak dan gas bum di Novosibirsk.

Gas hidrat pada saat iklim dingin akan membeku, seperti air yang di dalamnya terdapat kandungan molekul gas metana. Gas ini juga ada di bawah lautan di beberapa bagian dunia.

Penjelasan untuk pembentukan kawah ini juga bisa menjadi misteri di segitiga bermuda, di mana banyak pesawat dan kapal hilang. Di perkirakan di bawah lautan, yang membentang antara Samudera Atlantik Utara dan pantai Florida, banyak terdapat gas hidrat.


Ketika laut menghangat, gas yang tadinya membeku akan mencair, dan lama-kelamaan gas ini akan keluar dari dalam tanah dengan ledakan yang cukup besar. Dan saat kawah terbentuk, air akan mengisi ruang yang kosong akibat gas hidrat yang mencair, dan membentuk gas metana. Sehingga akan menyedot apapun yang ada di atasnya.

Dan gas yang terlontar ke udara, membuat pesawat kehilangan navigasinya, akibat fusi yang sama dengan reaksi nuklir. Namun teori ini akan dikaji lebih lanjut oleh tim peneliti, karena ini adalah sudut pandang ilmiah yang masuk akal, di segitiga Bermuda.

Jumat, 05 Juli 2013

Tahukah Kamu Astronot Kuno Suku Maya?

Ternyata bukan hanya di zaman modern ini para astronot itu ada, di zaman purba ternyata juga sudah ada. Hanya saja keberadaannya masih merupakan tanda tanya besar dan masih menjadi bahan perdebatan di antara para ilmuwan zaman sekarang. Satu-satunya penemuan yang menggambarkan adanya keberadaan astronot di zaman purba adalah penemuan Pakal oleh Alberto Ruz di Mexico pada tahun 1949. Pakal ini ditemukan di suatu ruang lengkung di bawah tanah dari suatu candi prasasti, Alberto kemudian menemukan suatu relief yang aneh yang menjadi tanda tanya besar para ahli hingga saat ini. Dalam relief itu digambarkan struktur seseorang seperti sedang berada dalam kapal terbang. 

Ditulis oleh Erich von Daniken, dalam bukunya:
In Search of Ancient Gods

Sebuah cerita kuno bangsa Maya mengatakan bahwa 10.000 tahun yang lalu mereka berada dalam peradaban puncak. Walaupun para ahli purbakala meragukan kebenaran “ waktu 10.000 tahun yang lalu “ itu dalam tulisan mereka, namun penulis akan tetap menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat penting, sebab tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan, dari mana asal bangsa Maya itu dan kemudian kemana perginya mereka itu. Sebab telah dibuktikan, bahwa kota-kota bangsa Maya tidak dihancurkan oleh peperangan atau bencana alam. Kota-kota itu dengan demikian telah ditinggalkan oleh para penduduknya. Bangsa Maya telah lenyap tanpa bekas. Mengapakah mereka telah meninggalkan kota-kota mereka yang hebat, yang telah mereka bangun “untuk bertahan sepanjang masa” dengan balok-balok yang utuh?

Telah diakui bahwa apa yang disebut zaman “sebelum zaman kuno” berada diantara 1000-2000 tahun sebelum Masehi, akan tetapi dalam hal ini diakui oleh para sarjana, mereka sebenarnya tidak mengetahui apa-pun mengenai “zaman purbakala “ yang sebenarnya, yang mendahului “zaman sebelum zaman kuno”. Kemungkinan sangat besar bahwa semua “kejadian nyata” dalam sejarah yang hingga kini belum dapat ditemukan, ada dalam buku buku yang telah dibakar oleh uskup Landa. Hanya ada tiga buku kuno tulisan tangan dari bangsa Maya yang tidak ikut terbakar, lembarannya dibuat dari kulit pohon dan dilipat-lipat seperti harmonica. Buku-buku itu disebut menurut nama tempat, di mana masing masing disimpan : Dresdensis Codex (Codex = buku kuno dalam tulisan tangan), Paris Codex dan Madrid Codex, yang juga dikenal sebagai Tro-Cortesianus.

Tulisan-tulisannya yang sudah berwarna kuning karena tuanya, masih belum sungguh-sungguh dapat dimengerti. Yang telah dapat dipecahkan adalah “system menurut nomer” mereka yang sangat baik, tetapi sederhana. Mereka menghitung dengan goresan-goresan, yang diberi titik-titik di atasnya. Satu titik sama dengan 1, tiga titik dengan 3, dst nya. Angka 5 digambarkan dengan sebuah goresan, sehingga angka 7 menjadi sebuah goresan ditambah dua titik diatasnya. Bangsa Maya pun mengetahui nilai-nilai nisbi dan nol. Mereka menggunakan system “vigesima”, atas dasar 20. Kalau mereka ingin menulis bilangan 23 , maka mereka menaruh tiga titik di tempat “satuan” dan satu goresan di tempat “duapuluh”. Mudahlah untuk membedakan “goresan dua puluh” dari “goresan limaan”. Goresan dua puluhan diberi tempat jauh lebih tinggi dari pada tempat goresan limaan. Kalender bangsa Maya mempunyai kualitas yang amat tinggi . Tanggal permulaan urutan waktu mereka adalah suatu hari dalam tahun 3113 sebelum Masehi. Para ahli dari Amerika selatan menyatakan, bahwa tahun gaib 3113 sebelum Masehi itu tidak ada hitungannya dengan sejarah yang sebenarnya dari bangsa Maya, akan tetapi hanya mempunyai nilai asli “simbolis” seperti ucapan bangsa Yahudi “sejak diciptakannya dunia”.

Bagaimanakah mereka dapat mengatakan itu secara demikian pasti, kalau kita tidak mengetahui dari mana asal datangnya orang Maya itu dan kemana mereka lenyap pergi. Sangat banyaklah sudah tulisan tulisan mengenai kalender bangsa Maya itu. Suatu kenyataan adalah, bahwa kalender itu menggunakan system putaran-putaran tahun yang setiap putarannya berjangka waktu 374,000 tahun. Bangunan-bangunan didirikan menurut kalendernya : Untuk tiap hari selama sebulan sebuah anak tangga, untuk tiap bulannya sebuah “mimbar dan akhirnya, pada hari yang ke 365, berdirilah sudah tempat berhala itu. Kelihatannya seakan-akan orang -orang bangsa Maya dari kerajaan kuno itu membuat bangunan-bangunan keagamaan mereka bukannya karena terdorong oleh kebutuhan kepercayaan, melainkan karena kalender memaksakan mereka suatu kewajiban yang harus mereka penuhi. Observatorium para ahli perbintangan mereka, sebuah bangunan bundar di atas dua teras raksasa yang menjulang tinggi di atas hutan belukar, terletak di Chichen Itza. Para ahli perbintangan bangsa Maya mengetahui orbit bulan sampai pada empat desimal dan mereka juga dapat menghitung tahun planet Venus sampai pada tiga desimal.

Menurut cerita kuno, maka para dewa permulaan dari bangsa Maya berasal dari bintang-bintang, mengadakan hubungan dengan bumi, dan kemudian kembali lagi ke bintang-bintang. Dalam “ Popol Vuh ”, sebuah cerita kuno bangsa Maya, dikemukakan bahwa 4000 pemuda dari cakrawala kembali ke “ bintang tujuh “, setelah mereka menderita kekalahan dalam perkelahian dengan manusia. Dewa Kukulkan rupa-rupanya betukar berita dengan bangsa Aztec, yang bernama Quetzalcoatl. Dia digambarkan sebagai seekor ular yang berbulu dan datang dari langit. Kalau orang-orang bangsa Maya, dalam hidupnya setiap hari melihat ular-ular merayap di tanah, maka sulitlah untuk dimengerti, mengapa ular-ular dalam gambaran dan relief mereka dapat “terbang “. Tulisan-tulisan bangsa Maya yang masih ada, meliputi 208 halaman yang dilipat menurut cara harmonica. Melihat banyak dan banyak macamnya tanda-tanda, bentuk-bentuk, lambang-lambang dan bentuk kombinasi, maka tidaklah mengherankan bahwa sampai sekarang hanya sedikitlah yang dapat dipecahkan artinya.

Lukisan-lukisan pada serat pohon yang diberi lapisan tipis dari kapur sebagai landasan lukisannya, disimpan antara dua lembaran kaca. “Dresden Codex” mempunyai 74 halaman, dan berisi perhitungan mengenai perbintangan dan juga berisi daftar-daftar mengenai perjalanan dan gerak bulan dan planet Mars. Pada lukisan-lukisan itu selalu terlihat adanya makhluk mengerikan yang berbentuk seperti ular di dekat bilangan-bilangan. Makhluk itu dihubungkan dengan bulan dan memuntahkan air ke bumi. Makhluk “ manusia “ nya mengenakan kedok dan perlengkapan kepala yang rumit, dan seringkali kelihatannya mengenakan semacam pakaian selam. Apakah mereka itu pendeta-pendeta bangsa Maya yang sedang melakukan percobaan-percobaan ataukah binatang-binatang? 

Makhluk-makhluk yang tidak dapat ditentukan makhluk apa sebenarnya, dengan menggunakan banyak peralatan yang aneh-aneh. “Paris Codex“ dibeli oleh “Bibliotheque Nationable” (Perpustakaan Nasional) di tahun 1832 dari koleksi seseorang. Dibuat dari bahan yang sama dengan bahan “Dresden Codex” dan mempunyai 22 halaman yang sudah sangat rusak. Dalam abad terakhir ini, pemeliharaan terhadap halaman-halaman yang dilipat-lipat itu adalah demikian jeleknya sehingga kini hanya tinggal dua halaman saja yang dapat dipertunjukkan dalam sebuah kotak dari kaca. Untungnya bagi kita adalah, bahwa dari “Paris Codex“ terutama berisi ramalan-ramalan menurut kalender. “Madrid Codex” disimpan di “Museo de America” di Madrid dan terdiri dari 112 halaman bergambar, dimana dapat terlihat gambar dewa-dewa dalam sikap upacara keagamaan yang besar. Gambar-gambar dan bagian-bagiannya, sampai yang kecil-kecil adalah sangat menarik. Kita dapat melihat segala macam benda dalam gambar-gambar itu. Dewa-dewa berasap pada kulit bumi, dewa-dewa sebelum makan pembuluh darah, hukuman dengan tusukan pada lidah, seorang dewi dengan kepala ular pada roda pemintal. Penulis telah mengkopi bagian-bagian dari buku-buku itu, yang sebenarnya hanya diketahui oleh para ahli-ahli saja, sehingga setiap orang yang berpengetahuan dan mempunyai perhatian terhadap persoalan ini, dapat menilai sendiri apa yang benar-benar digambar.  Penulis mempunyai dugaan, bahwa orang awam akan merumuskan gagasan-gagasannya secara lebih bebas daripada seorang ahli bangsa Maya.

Selama penyelidikan-penyelidikannya di lapangan dari tahun 1949 sampai 1952, ahli purbakala bangsa Mexico yaitu Alberto Ruz Lhuiller telah menemukan sebuah kamar penyimpanan jenazah di “Kuil naskah tulisan tangan“ di Palenque. Dari kamar depan kuil yang berada di mimbar tertinggi sebuah piramida bertangga, terdapat sebuah bordes yang miring agak curam dan licin karena kelembaban udara, yang menjurus ke bawah sampai hampir 75 kaki dan berakhir sampai 6 kaki dibawah tanah. Tangganya disembunyikan demikian rupa, sehingga dapat kita tarik kesimpulan, bahwa tangga itu tadinya pasti dirahasiakan. Ukuran dan letak kamar itu cocok dengan “pengertian tentang ilmu gaib “ (Marcel Brion). Para ahli purbakala beserta pembantu-pembantunya membutuhkan waktu tiga tahun untuk membersihkan tangga itu, dari puncak sampai ke dasarnya. Lantai ruangan itu terbuat dari satu batu utuh yang berukuran panjang 14 kaki dan lebar 7 kaki, dengan gambar relief yang luar biasa. Penulis belum pernah melihat relief yang demikian indah dan cermat pembuatannya. Ukiran-ukiran bangsa Maya terdapat di sekitar sudut-sudut permukaan yang datar itu, akan tetapi hanya sangat sedikit dari ukiran-ukiran itu yang dapat dipecahkan artinya. Batu datarnya dihias dengan ukiran-ukiran tulisan seperti yang terdapat di Dresden Paris dan Madrid Codex. Dalam gambar-gambar itu bisa dilihat sebuah kedok dewa bumi, dengan hiasan-hiasan bulu di dadanya, tali-tali dan pipa-pipa dari batu berwarna dan tidak ketinggalan pula seekor burung yang dianggap suci (burung Kwitzel dari Amerika tengah). Paul Rivet, salah seorang dari kelompok ahli purbakala yang telah menemukan kamar jenazah dalam kuil di Palenque itu, berkata, bahwa orang Indiannya digambarkan sedang duduk di altar pengorbanan dan bahwa dibelakang tempat duduknya terukir rambut jenggot Dewa Cuaca, motif yang selalu timbul kembali dikota-kota Maya.

Di bawah batu utuh yang dihias secara indah itu, terdapat sebuah kerangka dalam sebuah peti mati yang dicat merah. Sebuah kedok emas menutupi muka kerangka, beberapa butir batu pertama terdapat di sebelah kerangka, seakan-akan merupakan benda-benda upacara keagamaan dan benda benda yang dikorbankan. Sejak penulis melihat batu kuburan di Palengue itu, maka penulis menafsirkan dan merumuskannya dalam istilah-istilah tekhnik. Tidaklah menjadi persoalan, apakah kita menggunakan sudut pandang ini ataukah itu, tetapi penulis merasa bahwa ada petualang-petualang ruang angkasa yang bertersangkutan dengan hal tersebut. Potret-potret terbaik yang pernah penulis lihat mengenai batu kuburan, yang berada di belakang pintu besi yang terkunci itu, adalah hasil pemotretan dari para pemotret film “ Kereta-kereta perang para Dewa kah? “Setelah delapan kali mengajukan permohonan, maka Pemerintah mengizinkan kami untuk kerja selama setengah jam dengan menggunakan kamera dan lampu-lampu sorot. Potret ini akan memberikan gambaran yang lebih baik kepada para pembaca mengenai persoalan yang penulis bicarakan dari pada gambar-gambar dalam buku penulis yang pertama. Akhirnya kesemuanya itu menujukkan, bahwa batu kuburan itu merupakan sebuah kerangka yang di tengah-tengahnya terdapat makhuk, yang duduk agak membongkok ke depan (seperti seorang Astronot di dalam module komandonya).


Makhluk asing itu mengenakan sebuah topi helm, dari bagian belakang topi helm itu mencuat keluar dua batang pipa. Makhluk itu sedang mengerjakan alat semacam tombol pengamatan dengan kedua tangannya. Jari-jari yang sebelah atas disusun, seakan-akan makhluk sedang menyetel sebuah tombol yang ada di depannya. Kita melihat dari arah belakang, empat jari dari tangannya yang sebelah bawah jari kelingkingnya bengkok. Apakah makhluk itu tidak kelihatan seperti sedang mengerjakan alat pengontrol seperti yang terdapat pada stir sepeda motor? Tumit kaki kirinya berada di atas pedal bertangga. Yang melihat relief di Palengue itu akan heran melihat kenyataan, bahwa “orang Indian yang berada di atas altar pengorbanan “ itu mengenakan pakaian yang sangat modern. Tepat di bawah dagunya terdapat semacam leher gulung sebuah kemeja wol. Bajunya yang sempit mempunyai lengan baju, yang ujungnya pada pergelangan tangan dilipat ke atas. Dia menggunakan ikat pinggang pada pergelangan tangan, dilipat ke atas. Dia menggunakan ikat pinggang lebar, dan mengenakan celana panjang, yang bagian atasnya lebar dan bercorak seperti mata jala, sedangkan bagian bawahnya, mulai dari sedikit di atas lutut sampai terus di pergelangan kaki adalah sempit. Di pergelangan kakinya terlihat bagian pakaian seperti kaos kaki pakaian lengkap bagi seorang astronot! Peralatan di dalamnya di mana si petualang ruang angkasa itu duduk meringkuk dengan kaku, menunjukkan ciri-ciri teknis sebagai peralatan untuk perjalanan ruang angkasa.

Sumber : forum.viva.co.id

Tahukah Kamu "Walls of Ston", Tembok Raksasa Terpanjang di Eropa!


Selama ini jika kita mendengar istilah tembok raksasa atau great wall, yang terbayang di benak kita adalah tembok raksasa di China. Tapi tahukah kamu bahwa sebuah kota kecil di Kroasia telah menyimpan sebuah rahasia. Sebuah tembok yang berusia ratusan tahun yang merupakan tembok raksasa terpanjang di Eropa dan merupakan terpanjang kedua di dunia. Tapi saat ini masih sedikit orang yang mendengar tentang Walls of Ston ini.

Ston merupakan salah satu tempat kunjungan wisata yang paling rendah di Eropa berdasarkan warisan sejarah. Tempat ini sedikit terisolasi, letaknya di Semenanjung Peljesac, terletak 60 km dari kota besar terdekat, Dubrovnik yang populasinya di bawah 50.000 jiwa. Tembok Ston ini membentuk segi lima yang tidak teratur dan diperlukan waktu sekitar 200 tahun untuk membangun tembok ini. Tembok Ston ini mulai dibangun pada abad kelima belas, mereka dijaga sangat ketat.

Terdapat 30 menara persegi dan sepuluh titik penjagaan di sepanjang tembok yang memiliki panjang 5 mil ini. Apakah yang mereka lindungi dengan membangun tembok ini? Selain digunakan sebagai garis pertahanan pertama untuk kota Dubrovnik, Tembok Ston ini juga dibangun untuk melindungi komoditas kota yang sangat berharga, yaitu garam. Pada abad pertengahan daerah ini menjadi pusat untuk pertambangan garam yang berlanjut hingga hari ini. Tembok Ston ini selain dirancang oleh ahli bangunan lokal yang bernama Zupan Bunic (1455) dan Paskoje Milicevic 1488-1506, juga dirancang oleh seorang Italia yang bernama Bernardin pada tahun 1461 dan seorang Perancis yang dikenal dengan nama Olivier antara 1472 dan 1478.

Sumber : forum.viva.co.id

Rabu, 03 Juli 2013

Benarkah Alien Yang Membangun Piramida Dan Candi Borobudur, Ternyata Al-Qur’an Lebih Dulu Punya Jawaban

Banyak orang telah mengenal piramida. Piramida adalah bangunan modern pada masa purba yang terdapat di Mesir. Bangunan ini disusun bertingkat, makin ke atas makin kecil. Piramida terdiri atas ribuan bongkahan batu. Tiap batu mempunyai berat sekitar dua ton. Diperkirakan berat sebuah piramida mencapai jutaan ton. Bila dideretkan maka panjang batu pada piramida Cheops, piramida terbesar di Mesir, melebihi panjang pantai Amerika dari utara ke selatan. Bagaimana membuat piramida, berapa lama waktu untuk menyelesaikannya, dan berapa banyak orang yang mengerjakannya? Sejak lama para pakar masih belum bisa memberikan jawaban memuaskan. Hanya sebagian misteri yang berhasil diungkapkan, antara lain oleh arkeolog Inggris Howard Carter terhadap makam Tutankhamen di dalam sebuah piramida. Carter dan tim ekspedisinya menemukan terowongan berikut tangga yang tersusun rapi dan sejumlah catatan tertulis. Di dalam terowongan itu terdapat makam raja dan keluarganya yang mayatnya sudah diawetkan (mumi). Perhiasan emas, prasasti yang berisi kutukan, dan gambar dinding. Perlu waktu puluhan tahun untuk melakukan penggalian tersebut. 

Banyak pakar menduga piramida dibangun dari bagian bawah terus ke atas. Tangga naik, untuk meletakkan batu-batu di atasnya, menggunakan punggung bukit. Setelah bagian tertinggi rampung, maka bukit tersebut dipangkas habis. Dengan demikian yang tersisa hanyalah piramida. Yang masih sukar diperkirakan adalah bagaimana membawa batu seberat dua ton ke atas. Kalau dengan kerekan, berapa besar kerekannya? Kalau dengan batang pohon, bagaimana menggelindingkan batu yang demikian berat itu? Masalahnya, salah perhitungan sedikit saja, nyawa terancam melayang. lni karena bentuk piramida Mesir sangat landai, tidak berundak sebagaimana piramida Amerika Selatan. Ditafsirkan, piramida dikerjakan selama berpuluh-puluh tahun.

Bahan bangunan kemungkinan besar berasal dari sepanjang sungai Nil dan daerah-daerah di sekitar tempat piramida berdiri. Beberapa tahun lalu pakar-pakar Jepang, Prancis, dan negara-negara maju pernah melakukan eksperimen untuk membuat piramida tiruan. Mereka menggunakan alat-alat berat dan alat-alat modern, termasuk helikopter sebagai alat pengangkut batu. Pada tahap pertama. mereka mengawalinya dari bagian bawah. Ternyata pembangunan piramida tidak rampung. Begitu pula ketika dimulai dari bagian atas. Mengapa teknologi masa kini tidak mampu menyaingi teknologi purba? Benarkah pekerja-pekerja Mesir dulu dibantu tenaga gaib para jin dan dewa sehingga berhasil mendirikan bangunan supermonumental itu?

Piramida Mesir tidak dibuat sembarangan. Ada kaidah-kaidah tertentu yang harus ditaati. Pada bagian atas piramida terdapat sebuah lubang. Lubang ini menghadap ke arah matahari terbit. Hal ini tentu dimaklumi karena bangsa Mesir purba menganggap dewa Ra (Matahari) sebagai dewa tertinggi. Uniknya, bila bentuk piramida direbahkan ke atas tanah, maka sudut-sudutnya tepat berada di garis lingkaran. Dengan adanya bentuk demikian disimpulkan bahwa pembangunan piramida direncanakan dengan teliti. Apalagi bayangan matahari pada piramida tadi menunjukkan musim-musim yang ada di tanah Mesir. Menurut sejumlah ahli Egyptotogi (pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Mesir), makna simbolis pada piramida begitu besar. Tulisan-tulisan hieroglif menyiratkan ada unsur magis pada bangunan itu.


Candi Borobudur Tahun 1930-an, W.O.J. Nieuwenkamp pernah memberikan khayalan ilmiah terhadap Candi Borobudur. Didukung penelitian geologi, Nieuwenkamp mengatakan bahwa Candi Borobudur bukannya dimaksud sebagai bangunan stupa melainkan sebagai bunga teratai yang mengapung di atas danau. Danau yang sekarang sudah kering sama sekali, dulu meliputi sebagian dari daerah dataran Kedu yang terhampar di sekitar bukit Borobudur. Foto udara daerah Kedu memang memberi kesan adanya danau yang amat luas di sekeliling Candi Borobudur. Menurut kitab-kitab kuno, sebuah candi didirikan di sekitar tempat bercengkeramnya para dewa. Puncak dan lereng bukit, daerah kegiatan gunung berapi, dataran tinggi, tepian sungai dan danau, dan pertemuan dua sungai dianggap menjadi lokasi yang baik untuk pendirian sebuah candi. Candi Borobudur didirikan dekat pertemuan Sungai Eto dan Progo di dataran Kedu. Tanpa bantuan peta sulit bagi kita sekarang untuk mengenali kedua sungai itu. Untuk menentukan lokasi candi mutlak diperlukan pengetahuan geografi dan topografi yang benar-benar handal.

Sungguh mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan seperti itu. Bangunan Candi Borobudur dianggap benar-benar luar biasa. Bahan dasarnya adalah batuan yang mencapai ribuan meter kubik jumlahnya. Sebuah batu beratnya ratusan kilogram. Hebatnya, untuk merekatkan batu tidak digunakan semen. Antarbatu hanya saling dikaitkan, yakni batu atas-bawah, kiri-kanan, dan belakang-depan. Yang mengagumkan, bila dilihat dari udara, maka bentuk Candi Borobudur dan arca-arcanya relatif simetris. Kehebatan lain, di dekat Candi Borobudur terdapat Candi Mendut dan Candi Pawon. Ternyata Borobudur, Mendut, dan Pawon jika ditarik garis khayal, berada dalam satu garis lurus. Maka kemudian orang mereka-reka bahwa pembangunan Candi Borobudur juga dibantu para jin, dewa, dan “orang pintar” lainnya. 

Angkasa Luar Tahun 1970-an muncul Erich von Daniken, seorang pengarang fiksi ilmiah (science fiction), yang bukunya sangat populer. Beberapa karyanya seperti Kereta Perang Para Dewa, Kembalinya Bintang-Bintang, Emas Para Dewa, Mencari Dewa-Dewa Kuno, dan Mukjizat Para Dewa berhasil membius jutaan pembacanya dengan khayalan yang sulit dipercaya namun dapat juga dicerna akal sehat. Di dataran tinggi Nazca (Peru), demikian awal kisahnya, terdapat sebuah lajur tanah rata yang panjangnya lebih dari 50 kilometer. Para arkeolog menafsirkannya sebagai “jalan raya bikinan bangsa Inca”. Namun von Daniken menganggapnya sebagai “landasan bandar udara untuk melayani penerbangan antarbintang”, apalagi dia berhasil mengaitkannya dengan sejumlah temuan arkeologi. Berpuluh-puluh ribu tahun yang lalu makhluk-makhluk ini berkunjung ke bumi mengendarai wahana antariksa yang dapat mengarungi angkasa dengan kecepatan supertinggi. Ternyata khayalan von Daniken didukung oleh berbagai tinggalan arkeologi.

Pada sebuah peta dari Istana Topkapi di Turki, tergambar benua Amerika dan Afrika dengan di bawahnya daratan Antartika di kutub selatan. Penggambaran peta demikian hanya mungkin dilakukan melalui pemotretan dari jarak jauh di angkasa. Bila dicermati peta kuno itu sama benar dengan peta bikinan Angkatan Udara AS hasil proyeksi sama jarak dari titik tolak di Mesir. Di Val Camonica (Italia) dan di Tassili (Gurun Sahara) terdapat lukisan dinding yang menggambarkan orang berpakaian seperti astronot zaman sekarang, lengkap dengan baju tebal dan helm. Bahkan helmnya menutupi seluruh kepala dan dilengkapi antena. Kalau begitu benarkah dulu pernah terjadi penerbangan angkasa luar yang dilakukan makhluk dari planet lain ke bumi? Dalam perkembangannya makhluk dari angkasa luar itu berubah wujud menjadi tokoh dewa, sering dipuja masyarakat purba. 

Adanya dewa tergambar jelas dari mitologi dan berbagai kitab keagamaan di pusat-pusat kebudayaan kuno, seperti di Maya, Inca, Mesopotamia, India, Mesir, Yunani, Romawi, dan Indonesia. Dalam mitologi dan kitab keagamaan digambarkan para dewa bersemayam jauh di atas sana dan sewaktu-waktu dapat berkunjung ke bumi, baik dengan terbang secara langsung maupun menggunakan wahana antariksa. Sampai kini kita belum dapat memberikan jawaban yang pasti apakah pembangunan piramida dan Candi Borobudur memang benar-benar dibantu makhluk dari angkasa luar ataukah keterampilan bangsa sekarang masih minim. Teori siapakah yang harus kita ikuti, teori von Daniken yang imajinatif dan bobot ilmiahnya kurang meyakinkan ataukah teori para arkeolog yang saintifik? Sayang teori yang saintifik itu masih misteri seperti halnya misteri yang masih menyelimuti piramida dan Candi Borobudur. 


Misteri Bangunan Piramida

BANGUNAN menjulang berbentuk segitiga itu, diyakini memiliki beragam analisis tentang misteri konstruksinya. Dibangun pada masa kekuasaan Firáun Khufu pada tahun 2560 SM, rupa-rupanya kontraversi masih terus berlanjut hingga akhir abad ke-19. Logika para ilmuwan pun bingung menangkap bagaimana sebuah piramida dibangun? Hal ini karena teknologi mengangkat batu-batu besar yang bisa mencapai ribuan kilogram ke puncak-puncak bangunan belum ditemukan di zamannya. Apa rahasia di balik pembangunan piramida ini?

Koran Amerika Times edisi 1 Desember 2006, menerbitkan berita ilmiah yang mengkonfirmasi bahwa Firaun menggunakan tanah liat untuk membangun piramida! Menurut penelitian tersebut disebutkan bahwa batu yang digunakan untuk membuat piramida adalah tanah liat yang dipanaskan hingga membentuk batu keras yang sulit dibedakan dengan batu aslinya. Para ilmuwan mengatakan bahwa Firaun mahir dalam ilmu kimia dalam mengelola tanah liat hingga menjadi batu. Dan teknik tersebut menjadi hal yang sangat rahasia jika dilihat dari kodifikasi nomor di batu yang mereka tinggalkan.

Profesor Gilles Hug, dan Michel Profesor Barsoum menegaskan bahwa Piramida yang paling besar di Giza, terbuat dari dua jenis batu: batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual alias olahan tanah liat. Dan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah “Journal of American Ceramic Society” menegaskan bahwa Firaun menggunakan jenis tanah slurry untuk membangun monumen yang tinggi, termasuk piramida. Karena tidak mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram. Sementara untuk dasarnya, Firaun menggunakan batu alam.

Lumpur tersebut merupakan campuran lumpur kapur di tungku perapian yang dipanaskan dengan uap air garam dan berhasil membuat uap air sehingga membentuk campuran tanah liat. Kemudian olahan itu dituangkan dalam tempat yang disediakan di dinding piramida. Singkatnya lumpur yang sudah diolah menurut ukuran yang diinginkan tersebut dibakar, lalu diletakkan di tempat yang sudah disediakan di dinding piramid.

Profesor Davidovits telah mengambil batu piramida yang terbesar untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop elektron terhadap batu tersebut dan menemukan jejak reaksi cepat yang menegaskan bahwa batu terbuat dari lumpur. Selama ini, tanpa penggunaan mikroskop elektron, ahli geologi belum mampu membedakan antara batu alam dan batu buatan. Dengan metode pembuatan batu besar melalui cara ini, sang profesor membutuhkan waktu sepuluh hari hingga mirip dengan batu aslinya.

Sebelumnya, seorang ilmuwan Belgia, Guy Demortier, telah bertahun-tahun mencari jawaban dari rahasia di balik pembuatan batu besar di puncak-puncak piramida. Ia pun berkata, “Setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi, sekarang saya baru yakin bahwa piramida yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat.”

Penemuan oleh Profesor Prancis Joseph Davidovits soal batu-batu piramida yang ternyata terbuat dari olahan lumpur ini memakan waktu sekitar dua puluh tahun. Sebuah penelitian yang lama tentang piramida Bosnia, “Piramida Matahari” dan menjelaskan bahwa batu-batunya terbuat dari tanah liat! Ini menegaskan bahwa metode ini tersebar luas di masa lalu.

Sebuah gambar yang digunakan dalam casting batu-batu kuno piramida matahari mengalir di Bosnia, dan kebenaran ilmiah mengatakan bahwa sangat jelas bahwa metode tertentu pada pengecoran batu berasal dari tanah liat telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dalam peradaban yang berbeda baik Rumania atau Firaun!

Al-Qur’an Ternyata Lebih Dulu Punya Jawaban

Jika dipahami lebih dalam, ternyata Alquran telah mengungkapkan hal ini 1400 tahun sebelum mereka mengungkapkannya, perhatikan sebuah ayat dalam Al Quran berikut ini:

“Dan berkata Fir’aun: ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia Termasuk orang-orang pendusta.” (QS. Al-Qashash: 38)

Subhanallah! bukti menakjubkan yang menunjukkan bahwa bangunan-bangunan raksasa, patung-patung raksasa dan tiang-tiang yang ditemukan dalam peradaban tinggi saat itu, juga dibangun dari tanah liat! Al-Quran adalah kitab pertama yang mengungkapkan rahasia bangunan piramida, bukan para Ilmuwan Amerika dan Perancis.

Kita tahu bahwa Nabi saw tidak pergi ke Mesir dan tidak pernah melihat piramida, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentangnya. Kisah Firaun, terjadi sebelum masa Nabi saw ribuan tahun yang lalu, dan tidak ada satupun di muka bumi ini pada waktu itu yang mengetahui tentang rahasia piramida. Sebelum ini, para ilmuwan tidak yakin bahwa Firaun menggunakan tanah liat dan panas untuk membangun monumen tinggi kecuali beberapa tahun belakangan ini.

Ajaib, 1400 tahun yang lampau, Nabi Muhammad saw, berbilang tahun setelah Berakhirnya dinasti Firaun memberitahukan bahwa Firaun membangun monumen yang kelak dinamakan Piramid menggunakan tanah liat.

Kenyataan ini sangat jelas dan kuat membuktikan bahwa nabi Muhammad saw tidaklah berbicara sesuai hawa nafsunya saja melainkan petunjuk dari Allah yang menciptakan Firaun dan menenggelamkannya, dan Dia pula yang menyelamatkan nabi Musa … Dan Dia pula yang memberitahukan kepada Nabi terakhir-Nya akan hakikat ilmiah ini, dan ayat ini menjadi saksi kebenaran kenabiannya dikemudian hari!!

Subhanallah! Sungguh suatu hal yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang bukan sekedar berakal, tetapi juga mempergunakan akalnya.

Sumber : forum.viva.co.id

Rabu, 19 Juni 2013

Aneh Tapi Nyata, Batu Seberat 200 Ton Yang Seimbang



Idol Rock di North Yorkshire, Inggris adalah keajaiban alam di dunia. Di sana ada batu seberat 200 ton yang berada di atas batu kecil berbentuk seperti piramida. 
Ini bukan tipuan, tapi hasil karya alam yang sangat menakjubkan. Terkadang, banyak fenomena alam di dunia yang unik dan tak bisa diterima akal sehat. Meski mengundang banyak pertanyaan dan jadi perdebatan, fenomena-fenomena alam yang unik tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Dilansir dari Oddity Central, Selasa (18/6/2013), Idol Rock merupakan suatu fenomena yang ada di kawasan Brimham Moor, North Yorkshire, Inggris. Kawasan tersebut merupakan suatu tanah luas dengan kumpulan batu-batu yang memiliki struktur unik.
Idol Rock adalah yang paling terkenal di sana. Ini adalah batu besar setinggi 4,5 meter dengan berat sekitar 200 ton. Fenomenanya adalah Idol Rock berdiri seimbang pada suatu batu kecil sebagai pondasinya. Ajaib!
Foto-foto Idol Rock pun telah tersebar di internet dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Banyak yang mengira itu adalah tipuan kamera, tapi mereka terdiam setelah melihat batunya dari dekat. Tenang saja, untuk masuk ke dalamnya tidak dikenakan biaya.
Fenomena ini sulit untuk diterima akal sehat. Bagaimana bisa, batu tersebut memiliki keseimbangan yang pas dengan hanya batu kecil sebagai pondasinya. Batu tersebut punya berat yang lebih besar daripada batuan kecil yang jadi pondasinya, tetapi tidak jatuh.
Usut punya usut, ternyata Brimham Moor dianggap sebagai kawasan yang punya fenomena aneh sejak masa pemerintahan Ratu Victoria. Saat itu, banyak batu-batu dengan formasi aneh yang sering terlihat di sana.
Namun menurut para ahli, bebatuan di sana adalah hasil erosi yang berlangsung selama 18.000 tahun lamanya dan secara konstan. Idol Rock pun jadi fenomena unik lainnya di Inggris, selain Stonehenge.

Sumber : forum.viva.co.id

Archeologists Say Humans Left Africa For Asia Only 60,000 Years Ago, Rejecting Previous Theory


Modern humans did not leave Africa prior to the massive eruption of Sumatra’s volcano Mount Toba 74,000 years ago, according to a new study appearing in the journal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Rather, Professor Martin Richards of the University of Huddersfield and colleagues have concluded that genetic evidence supports the belief that they departed for Asia approximately 60,000 years ago. Their findings refute a recent theory which had suggested that there was archaeological evidence establishing the presence of people in the southern part of the continent prior to the super-eruption, the university said in a statement.
Previous research completed by Richards used mitochondrial DNA evidence to show that anatomically modern men and women departed from Africa via a “southern coastal route” from the Horn and through Arabia some 14,000 years after the eruption of Mount Toba. Since then, however, archaeologists working in India say they had discovered evidence that humans had lived there far earlier – perhaps up to 120,000 years ago.
Those claims were made after the archaeologists discovered stone tools beneath a layer of Toba ash in 2007. In a rebuttal to those claims, Richards, University of Cambridge archaeologist Sir Paul Mellars, and others found additional genetic evidence to support Richards’ previous conclusion.
“One of the things we didn’t have in 2005 was very much evidence from India in the way of mitochondrial sequences. Now, with a lot of people doing sequencing and depositing material in databases there are about 1,000 sequences from India,” Mellars explained.
By using modern mitochondrial DNA and working backwards, Richards and his colleagues were able to make more exact estimates as to when exactly people set foot on the Indian continent. That genetic information, combined with additional evidence and research, led them to conclude that the dispersal from Africa and the settlement in India could have happened no earlier than 60,000 years ago.
“We also argue that close archaeological similarities between African and Indian stone-tool technologies after 70,000 years ago, as well as features such as beads and engravings, suggest that the slightly later Indian material had an African source,” Richards added. “There were people in India before the Toba eruption, because there are stone tools there, but they could have been Neanderthals – or some other pre-modern population.”
The recently-published research is “an unusually strong scientific put-down,” said Lewis Smith of the Daily Mail. He added that the research done by Richards’ team essentially declares that the pre-eruption settlement theory is “worthless,” and that the researchers wrote that they found “no evidence, either genetic or archaeological, for a very early modern human colonization of South Asia, before the Toba eruption.”

Source : redOrbit

Minggu, 16 Juni 2013

Penemuan Kapal ‘Bahtera’ Nabi Nuh yang Menakjubkan

Peninggalan sejarah yg maha berharga itu bukan saja menarik minat para pengkaji Sejarah saja, namun pihak penyelidik US seperti CIA/KGB pun mencoba untuk melakukan penelitian disana. Sejauh ini CIA telah menggunakan satelite dan pesawat ‘Stealth’ utk mengambil gambar objek yg terdampar di puncak gunung tersebut. Gambar-gambar itu telah menjadi “rahasia besar” dan tersimpan rapi dengan kawalan yg ketat bersama dengan “rahasia-rahasia? penting yg lain di Pentagon. Sudah beratus-beartus orang mencoba untuk mendaki Gunung Aghi-Dahl yg kerap dijuluki juga sebagai “Gunung Kesengsaraan” atau dengan nama peta-nya yaitu Mount Ararat, namun hanya beberapa orang saja yang berhasil menaklukannya. Sebagian lagi selebihnya hanyalah menambah deretan panjang pendaki-pendaki yang menjadi korban keganasannya. Hingga hari ini, hanya ada beberapa orang pendaki yg dapat sampai ke puncak Mt. Ararat sekaligus dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri sebuah artifak yang ‘maha berharga’ tersimpan abadi dipuncaknya.

Lalu apakah sebenarnya artifak “maha berharga” yang terkubur selama ribuan tahun di puncak Ararat itu?


Menurut para ahli kepurbakalaan, mereka menafsirkan bahwa artifak dengan dimensi yang sangat besar tersebut tak lain adalah The Great Noah Ark (Perahu/Bahtera Nabi Nuh)!


Seperti yang kita ketahui bahwa The Great Pyramid of Giza, Mesir telah terkubur didalam tanah selama kurang lebih 2.000 tahun lamanya sebelum ditemukan dan dilakukan penggalian terhadapnya. Begitu pula halnya dengan The Great Noah Ark, sebelum terjadinya sebuah gempa bumi hebat yang melanda daerah itu pada 2 Mei 1988 silam, artifak tersebut tertimbun di bawah salju hampir selama 5.000 tahun lamanya tanpa ada yang mengetahui bahwa sebenarnya tersimpan sebuah rahasia besar didalamnya.


Sebenarnya, zaman Nabi Nuh AS dulu tidaklah seprimitif yg kita semua bayangkan. Pada hakikatnya pengetahuan Sains dan teknologi mereka sudah maju pada masa itu.


Contohnya dari beberapa hasil temuan di kaki Mount Ararat, Para Pengkaji dan Scientist Russia telah menemui lebih kurang 500 kesan artifak batu baterai elektrik purba yg digunakan untuk menyadurkan logam. Tentunya temuan tersebut bisa membuktikan bahwa masyarakat zaman Nabi Nuh AS telah mengenal listrik.


Mengikut perkiraan para ahli, Nabi Nuh AS kira-kira memulai membangun bahteranya pada tahun 2465 B.C dan hujan lebat baru turun dan mengguyur bumi selama bertahun-tahun sehingga mengakibatkan munculnya air bah maha dasyat yang rata-rata dapat mengakhiri sebagian populasi manusia dimuka bumi diperkirakan terjadi pada 2345 B.C.


Rupa bentuk dari The Great Noah Ark itu sendiri sebenarnya tidak sama dengan bentuk kapal laut masa kini pada umumnya. Menurut para peneliti dan pendaki yang pernah melihat langsung “Noah Ark” di puncak Mt. Ararat serta beberapa image yang diambil dari pemotretan udara, The Great Noah Ark memang merupakan sebuah bahtera yang berdimensi sangat besar dan kokoh.


Kontruksi utamanya tersusun oleh susunan kayu dari species pohon purba yg memang sudah tidak bisa ditemui lagi didunia ini alias sudah punah. Pengukuran obyek yang ditandai mempunyai altitude 7.546 kaki (1 kaki = 0.3048 meter) dengan panjang dari bahtera kurang lebih 500 kaki, 83 kaki lebar, dan 50 kaki tinggi. Ada juga Para Pengkaji berpendapat, “Noah Ark” berukuran lebih luas dari sebuah lapangan sepak bola.

Luas pada bagian dalamnnya cukup untuk menampung ratusan ribu manusia. Jarak dari satu tingkat ke satu tingkat lainnya ialah 12 hingga ke 13 kaki. Sebanyak kurang lebih ribuan sampai pulahan ribu balok kayu digunakan untuk membangunnya.


Totalnya, terdapat kurang lebih ratusan ribu manusia dan hewan dari berbagai species yang ikut menaiki bahtera ini, Mengikuti kajian dari Dr. Whitcomb, kira-kira terdiri 3.700 binatang mamalia, 8.600 jenis itik/burung,6300 jenis reptilia,2500 jenis amfibi yang menaiki The Great Noah Ark tersebut, sisanya adalah para kaum Nabi Nuh AS yang percaya akan ajaran yang dibawanya. Total berat kargo/muatan bahtera itu keseluruhan mungkin mencapai kurang lebih 24,300 ton.


Di sekitar obyek tersebut, juga ditemukan sebuah batu besar dengan lubang pahatan. para peneliti percaya bahwa batu tersebut adalah “drogue-stones”, di mana pada zaman dahulu biasanya dipakai pada bagian belakang perahu besar untuk menstabilkan perahu. Radar dan peralatan mereka menemukan sesuatu yang tidak lazim pada level “iron oxide” atau seperti molekul baja. Struktur baja tersebut setelah dilakukan penelitian bahwa jenis “vessel” ini telah berumur lebih dari 100.000 tahun, dan terbukti bahwa struktur dibuat oleh tangan manusia. Mereka percaya bahwa itu adalah jejak pendaratan perahu Nuh.


Beberapa sarjana berpendapat bahwa kemungkinan besar ‘Noah Ark’ ini dibangun disebuah tempat bernama Shuruppak, yaitu sebuah kawasan yg terletak di selatan Iraq.


Jika ia dibangun di selatan Iraq dan akhirnya terdampar di Utara Turkey, kemungkinan besar bahtera tersebut telah terbawa arus air sejauh kurang lebih 520 Km. Mt.Ararat itu sendiri bukanlah sembarang gunung, ia adalah sebuah gunung yang unik. Diantara salah satu keunikan yang terdapat pada gunung ini ialah, pada setiap hari akan muncul pelangi pada sebelah utara puncak gunung itu.


Mt.Ararat ini ialah salah satu gunung yang mempunyai puncak yang terluas di muka bumi ini. Statusnya juga merupakan puncak tertinggi di Turki yaitu setinggi 16,984 kaki dari permukaan air laut. Sedangkan puncak kecilnya setinggi 12,806 kaki .Jika kita berhasil menaklukkan puncak besarnya, kita dapat melihat 3 wilayah negara dari atasnya, yaitu “Russia, Iran, dan Turkey”.


Sebuah “batu nisan” yang didakwa kepunyaan Nabi Nuh AS telah dijumpai di Mt. Lebanon di Syria. Batu nisan itu berukuran 120 kaki panjang.

Pada tahun 1917, Raja Russia Tsar Nicholas II mengirim sejumlah 150 orang pakar dari berbagai bidang yg terdiri dari saintis, arkeolog dan tentara untuk melakukan penyelidikan terhadap The Great Noah Ark tersebut.


Setelah sebulan, tim ekspedisi itu baru sampai ke puncak Ararat. Segala kesukaran telah berhasil mereka lewati, dan akhirnya menemukan perahu Nuh tersebut. Dalam keadaan terkagum, mereka mengambil gambar sebanyak mungkin mengukur panjang perahu Noah dan didapati berukuran panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki, sebagian lainnya tenggelam di dalam salju. Hasil dari perjalanan itu dibawa pulang dan mau diserahkan kepada Tsar, malangnya sebelum sempat melaporkan temuan itu ke tangan kaisar, Revolusi Bolshevik Komunis (1917) meletus. Laporan itu akhirnya jatuh ke tangan Jenderal Leon Trotsky. Sehingga sampai sekarang masih belum diketahui, apakah laporan itu masih disimpan atau dimusnahkan.


Mari kita melihat lebih mendalam tenggang awal penemuan bahtera Nabi Nuh As. Pada bulan Juli 1951 sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli Rusia melakukan penelitian terhadap Lembah Kaat. Sepertinya mereka tertarik untuk menemukan sebuah tambang baru di daerah tersebut. Dalam penelitiannya mereka menemukan beberapa potong kayu di daerah tersebut berserakan. Mereka kemudian mulai menggali tempat tersebut dengan tujuan untuk menemukan sesuatu yang berharga. Tetapi alangkah terkejutnya mereka ketika menemukan kumpulan potongan-potongan kayu tertimbun di situ. Salah seorang ahli yang ikut serta memperkirakan, setelah meneliti beberapa lapisanya, bahwa kayu-kayu tersebut bukanlah kayu yang biasa, dan menyimpan rahasia yang sangat besar di dalamnya.


Mereka mengekskavasi tempat tersebut dengan penuh keingintahuan. Mereka menemukan cukup banyak potongan-potongan kayu di daerah penggalian tersebut, dan di samping itu mereka juga menemukan hal-hal lain yang sangat menarik. Mereka juga menemukan sepotong kayu panjang yang berbentuk persegi. Mereka sangatlah terkejut setelah mendapati bahwa potongan kayu yang berukuran 14×10 inchi tersebut ternyata kondisinya jauh lebih baik dibandingkan potongan-potongan kayu yang lain.


Setelah waktu penelitian yang memakan waktu yang cukup lama, hingga akhir tahun 1952, mereka mengambil kesimpulan bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan dari bahtera Nabi Nuh AS yang terdampar di puncak Gunung Calff (Judy). Dan potongan (pelat) kayu tersebut, di mana terdapat beberapa ukiran dari huruf kuno, merupakan bagian dari bahtera tersebut. Setelah terbukti bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan kayu dari bahtera Nabi Nuh AS, timbullah pertanyaan tentang kalimat apakah yang tertera di potongan kayu tersebut.


Sebuah dewan yang terdiri dari kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia di bawah Departemen Riset mereka untuk mencaritahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953. Berikut adalah nama-nama dari anggota dewan tersebut:

1. Prof. Solomon, Universitas Moskow
2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China
3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil
4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College
5. Prof. De Pakan, Institut Lenin
6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen
7. Mayor Cottor, Stalin College


Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera Nabi Nuh AS, dan bahwa Nabi Nuh AS telah meletakkan pelat kayu tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk mendapatkan ridho Illahi.


Terletak di tengah-tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa Saamaani. Mr. N.F. Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Mancester, Inggris telah menerjemahkan kalimat yang tertera di pelat tersebut menjadi:

“Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari TubuhMu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka.”

Hidup 380 Juta Tahun Lalu, Ikan Ini Berperut Six Pack

STOCKHOLM – Tim peneliti dari Uppsala University di Swedia belum lama ini menemukan sisa-sisa fosil ikan lapis baja yang diduga hidup pada 380 juta tahun lalu. Spesies prasejarah ini ditemukan di dalam gundukan bebatuan sedimen di wilayah Kimberly, Australia.
Menariknya, peneliti menemukan fakta bahwa ikan lapis baja ini memiliki otot-otot yang mengesankan, terutama di bagian perut yang berbentuk six pack. Hal ini dapat dilihat dari permukaan fosil secara samar.
“Penemuan ini menunjukkan bahwa vertebrata ternyata memiliki perkembangan otot yang baik jauh lebih awal dari yang pernah kita bayangkan sebelumnya,” ungkap seorang peneliti, Per Ahlberg, sebagaimana dikutip dari Softpedia, Sabtu (15/6/2013).
Per Ahlberg dan tim juga menambahkan bahwa selain memiliki otot perut yang mengesankan, spesies prasejarah ini pun memiliki otot leher yang sangat kuat. Tak hanya itu, mereka juga menemukan tulang dan gigi ikan lapis baja yang masih berbentuk utuh. Diduga karena bagian tersebut tidak seperti otot dan jaringan lunak dalam tubuh yang mudah terurai.
Para ilmuwan Swedia tersebut meyakini dengan melakukan investigasi anatomi spesies ini lebih lanjut, mereka dapat mengumpulkan informasi lebih detail mengenai bagaimana dan kapan proses evolusi otot perut terjadi pada ikan modern.
Sebagai tambahan dari Wikipedia, ikan lapis baja diketahui sebagai vertebrata pertama yang pernah menghuni dunia ini. Akan tetapi, tidak banyak yang bisa terungkap dari ikan prasejarah ini karena hanya diketahui dari catatan fosilnya.

Inikah Bukti Nenek Moyang Manusia adalah Kera?


Tim peneliti dari Amerika Serikat dan Australia melakukan penelitian fosil gigi untuk menghitung kapan bayi manusia purba (Neanderthal) berhenti menyusui (disapih). Studi ini juga melibatkan bayi manusia dan kera di California National Primate Research Center, University of California.
Dilansir Heritagedaily, Minggu (26/5/2013), menggunakan teknik baru, peneliti menyimpulkan bahwa sedikitnya satu bayi Neanderthal disapih pada usia yang sama seperti bayi manusia modern. Tim juga mengklaim mampu menentukan waktu yang tepat untuk kelahiran, ketika bayi diberi makan secara ekslusif oleh air susu ibu (ASI) dan proses penyapihannya.
Peneliti mengetahui dengan mempelajari jejak mineral pada fosil gigi. Dengan melakukan studi pada gigi kera dan membandingkannya dengan catatan pusat, peneliti bisa menunjukkan bahwa teknik ini adalah akurat.
Setelah memvalidasi teknik pada kera, para penelti menerapkannya pada gigi manusia dan gigi Neanderthal. Mereka menemukan bahwa bayi Neanderthal diberi ASI selama tujuh bulan, yang diikuti dengan tujuh bulan suplementasi (pola yang sama dengan manusia modern). 
Meskipun ada beberapa variasi di antara budaya manusia, namun transisi untuk mempercepat pemberian makanan selain ASI diperkirakan telah muncul dalam sejarah leluhur manusia. Pemberian makanan ini dianggap sebagai bentuk perawatan bayi yang lebih kooperatif dan akses makanan yang lebih bergizi.
Periode laktasi pendek, bisa berarti kesenjangan yang lebih pendek pada interval kehamilan dan tingkat tinggi dari reproduksi. Ada perdebatan di antara peneliti bahwa kapan nenek moyang manusia berevolusi dengan percepatan penyapihan.
Teknik ini membuka peluang yang luas untuk menyelidiki lebih lanjut terkait laktasi (pengeluaran susu) pada fosil dan koleksi museum gigi primata.  "Dengan menerapkan teknik-teknik baru untuk gigi primata dalam koleksi museum, kita bisa lebih tepat mengetahui lebih detail terkait pemberian susu ibu di seluruh individu dalam spesies, serta kehidupan evolusi sejarah di antara spesies," kata peneliti Katie Hinde dari Harvard University.

LONDON - Peneliti seolah tak bosan-bosannya melakukan pengamatan dan studi untuk mencari kemiripan antara manusia dengan primata (bangsa mamalia yang meliputi kera atau monyet). Baru-baru ini, penelitian di Inggris menemukan bahwa 1 dari 13 orang memiliki kaki mirip simpanse.
Dilansir Newscientist, Jumat (31/5/2013), penelitian bermula dari ketidaksetujuan Jeremy DeSilva dan Simone Gill di Boston University pada textbooks (buku-buku pelajaran) bahwa kaki manusia lebih efisien untuk berjalan. Sementara kera, memiliki kaki yang fleksibel dan cocok untuk memanjat pohon dan bergerak di pohon.
Kedua peneliti ini meminta 400 orang dewasa untuk berjalan-jalan di sekitar Boston Museum of Science. Gerakan berjalan para relawan ini kemudian di teliti dan difilmkan.
Peneliti menemukan bahwa 8 persen orang memiliki beberapa fleksibilitas, seperti yang terlihat pada kera penghuni pohon. Studi ini dilaporkan dalam American Journal of Physical Anthropology.
Peneliti mengamati pada anatomi kaki manusia, yang menurutnya memiliki kesamaan dan fleksibel seperti simpanse. "Saya terkejut dengan ini," ungkap DeSilva.
Robin Huw Crompton di University of Liverpool, Inggris mengatakan, kaki fleksibel telah ada sejak awal spesies manusia. Kaki fleksibel ini menurutnya sebagai peninggalan dari spesies yang dahulu tinggal di pepohonan. 
Lebih lanjut ia mengatakan, fitur lainnya pada kaki manusia yang telah hilang antara lain pada jari-jari kaki untuk kekuatan mencengkeram. Sementara simpanse, misalnya, memiliki jari-jari kaki yang saling berlawanan untuk mencengkeram.
Crompton percaya pada kebanyakan kaki manusia bisa menghasilkan fleksibilitas dalam keadaan tertentu serta stabilitas yang sangat penting. Desilva memiliki teori lain, menurutnya, kaki fleksibel mengakibatkan kemampuan berjalan yang kurang efisien.
Menurutnya, kaki fleksibel akan menjadi kerugian setelah nenek moyang manusia meninggalkan pohon sebagai habitatnya. "Dugaan saya adalah bahwa kita mendapatkan lebih banyak variasi daripada sebelumnya, mungkin karena sepatu berdampak pada anatomi kaki," pungkasnya.

Arkeolog Temukan Terowongan di Kamp Kematian Nazi

Para arkeolog yang sedang melakukan penggalian di kamp kematian Sobibor Nazi, Polandia, kabarnya menemukan jejak sebuah terowongan untuk melarikan diri. Yang mengejutkan lagi, setelah ditelusuri ternyata terowongan ini memiliki panjang sekira 10 meter menuju perbatasan luar dari kamp.
Meski menemukannya secara tidak sengaja, selain menemukan terowongan untuk melarikan diri para arkeolog juga menemukan dua baris pemakaman dengan kawat berduri, bertempat cukup dekat dengan barak Sonderkommando.
"Kami sedang melakukan penggalian di dekat barak Sonderkommando, dan tidak disangka dapat menemukan pemakaman dengan kawat berduri bertempat cukup dekat dengan barak," ujar seorang arkeolog yang ikut menggali, Wojciech Mazurek.
Terowongan yang ditemukan para arkeolog ini ternyata berukuran hanya sebesar tubuh manusia. Hal tersebut lah yang membuat para arkeolog ini yakin, terowongan tersebut merupakan jalan yang digunakan untuk melarikan diri hingga perbatasan kamp.
Sonderkommandos sendiri merupakan sebuah unit kerja, terdiri dari tahanan kamp yang dipaksa untuk membantu Nazi membunuh orang lain. Unit kerja ini melakukan pembunuhannya pada kamar berisi gas beracun, lalu membuang mayat korban pada satu tempat tertentu.
Kamp kematian Sobibor Nazi sendiri beroperasi antara 1942-1943, berdasarkan informasi yang beredar sekira 167 hingga 250 ribu orang diperkirakan tewas dan dikubur di tempat itu oleh Nazi. Demikian dilansir dari Softpedia, Sabtu (15/6/2013).

Jumat, 14 Juni 2013

Tsunami Terdahsyat 4200 Tahun Lalu

Bab 1 – The Bad Times
Bencana-bencana yang melanda bumi di tahun 2193 SM (sebelum Masehi), pada Bab-1 memeriksa bukti ilmiah dan sejarah dari sebuah bencana dahsyat yang menghancurkan bumi pada tahun 2193 SM, sekitar 4200 tahun yang lalu. Peristiwa ini begitu parah sehingga menyebabkan runtuhnya Kerajaan Tua di Mesir secara serempak bersamaan, kerajaan dari Akkad di Mesopotamia, peradaban Harappa di India, budaya Hongsan di Cina dan Federasi Fryan di Eropa. Terlepas dari peradaban Eropa, semua penanggalan ini telah dan diverifikasi oleh metode penanggalan modern. Informasi ini tidak tersedia pada abad ke-19 saat cerita ini pertama kali diangkat. Sebuah buku kuno dan kontroversial yang ditemukan pada tahun 1867 di Belanda, memberikan gambaran peristiwa ini yang sangat grafis dan dampaknya terhadap Eropa. Buku, yang kemudian dikenal sebagai “The Oera Linda Book”, menggambarkan sebuah peradaban maritim maju yang ada di Eropa Barat pada saat itu. Temuan sarjana modern dalam arkeologi, klimatologi, oseanografi dan genetika dibandingkan dengan klaim Oera Linda Buku, serta dengan sejumlah ahli-ahli Taurat lainnya di zaman kuno. Penyebab paling mungkin bencana, berdasarkan penelitian akhir abad 20 dan awal 21, juga disajikan. Hasilnya tidak hanya membuktikan peristiwa dan dampak bencana yang tanpa diragukan, tetapi juga mengkonfirmasi keaslian “Buku Oera Linda”.

Bab 2 – Federasi Fryan
Federasi Fryan pada Bab-2 membahas deskripsi buku Oera Linda, peradaban bersama ini tidak diketahui oleh mereka di Eropa Barat. Termasuk lokasi geografis mereka, dispensasi sosio-politik, agama dan tingkat usia besi pembangunan digambarkan dan dibandingkan dengan ahli-ahli Taurat dari Yunani kuno. Perbandingan dan analisis mengungkapkan bukti yang menakjubkan. Ini menjelaskan secara rinci asal-usul dari “Yunani” Alphabet, angka Arab-Indo, hari jam 24, demokrasi, perusahaan bebas dan monoteisme. Bahkan selain dari teknologi, masyarakat mereka dan budayanya disaat dulu, setara dengan Peradaban Barat modern. Sampai saat ini sejarawan dan arkeolog Eropa dianggap telah dihuni oleh zaman Batu Neolithics, usia yang pada saat sebenarnya itu adalah peradaban paling maju di bumi.

Bab 3 – Legacy from Outcasts
Warisan dari Outcasts setelah bencana global 2193 SM, yang selamat dari Asia Tengah dan Timur Jauh bermigrasi ke Eropa dan Skandinavia. Ini tak pelak lagi membawa mereka dalam konflik dengan penduduk Eropa. Bukti buku Oera Linda lebih otentik dibandingkan dengan teori genetik dan linguistik modern serta dengan berbagai ahli-ahli Taurat dari jaman dahulu. Dalam setiap contoh, klaim buku terbukti sebagai fakta. Beberapa insiden yang sangat menarik yang juga diceritakan. Rincian peristiwa yang mengarah pada pendirian Tirus, Marseilles, Athena dan Roma. Ini juga menjelaskan asal-usul bangsa Celtic, seperti Galia dan Fenisia. Kemajuan Fenisia mendominasi angkatan laut Mediterania, serta asal-usul dari Dinasti Hyksos di Mesir Hilir adalah disebabkan oleh pendatang dari Eropa Barat.

Bab 4 – The Seeds of Civilization
The Seeds of Civilization pada Bab 4 menggambarkan pendiri dan tahun-tahun awal Athena serta peradaban Yunani oleh pengungsi dari Norwegia, Denmark dan Belanda; dari 1628 SM sampai ca 1556 SM. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi bukan penemuan Yunani, tetapi berasal dari Eropa Barat. Terkait pembentukan Tengah Peradaban Minoan di Pulau Kreta serta asal-usul dari “Laut Misterius” yang ditemui dalam sejarah Mesir dan yang telah berpengaruh besar pada perkembangan kemudian di Turki dan Anatolia (Asia Minor). Peradaban Minoan yang hanya ditemukan di abad ke-20, perhatian khusus terhadap barbar, atau penutur “bahasa” Bar-bar. Dibuktikan bahwa mereka sebenarnya pembawa peradaban. Disisi lain, justru orang-orang Yunani dan Spartan, adalah orang liar. Alexander Agung tidak menyebarkan peradaban tetapi justru menghancurkan kerajaan yang maju dari Frigia dan Persia. Ia justru menghancurkan peradaban, tidak seperti yang telah dikemukakan dari sejarawan Yunani kuno selama ini. Sekali lagi, setiap pernyataan diperkuat oleh penemuan-penemuan modern dan banyak ahli-ahli Taurat dari jaman dahulu.

Bab 5 – Pengusiran
Pengusiran dari “Athena Dalam” ditahun 1556 M, sebuah pemberontakan pecah di Athena. Unsur-unsur pendiri asli diusir dan melarikan diri ke India. Selama periode yang sama 1525 M, Dinasti Hyksos di Mesir Hilir tiba-tiba jatuh dan terpaksa mengungsi ke Palestina di mana mereka menetap di sekitar Yerusalem. Pengusiran Hyksos dari Delta Nil adalah kebijakan ekonomi yang berasal dari Alkitab Wakil-Firaun, Yusuf. Perkembangan ini bertepatan dengan letusan dahsyat dari Gunung Thera di Kepulauan Santorini. Bab ini berhubungan dengan interaksi antara Frisia, orang Yahudi, orang-orang Hyksos, orang Mesir dan orang Filistin dan bagaimana Yahudi dan agama Mesir pertama kali diperkenalkan dan dipengaruhi oleh monoteis dari Eropa Barat.

Bab 6 – Punjab
Punjab adalah para pengungsi dari Athena, di bawah kepemimpinan Gert, menjadi dikenal sebagai “Gertmanne” dan menetap di Punjab di Pakistan saat ini. Pada waktu mereka bermigrasi dari barat dan mendirikan Kekaisaran Persia. Tak dapat disangkal lagi bukti yang menakjubkan disajikan untuk menunjukkan bahwa  mereka adalah bangsa Arya dan para dewa di Rig-Veda, kitab-kitab suci agama Hindu. Pengaruh mereka di Zoroastrianisme, agama kuno Iran dan Persia, dengan baik didokumentasikan. Bab ini menunjukkan bahwa saat ini teori-teori linguistik tidak benar dan bahwa istilah Indo-Eropa tidak memiliki dasar fakta. Mayat mumi alami yang ditemukan di Cekungan Tarim di Cina Barat selama tahun 1980 dan tanggal 1500 SM mengkonfirmasi klaim dari buku Oera Linda bahwa mereka menetap di wilayah ini dalam waktu yang sama. Seperti dengan semua peradaban yang disebutkan sebelumnya, ini pelopor dari Eropa Barat yang dipimpin Selatan-Selatan dan Asia Barat dan Timur Tengah dari zaman Batu dan peradaban Perunggu ke Zaman Besi. Mereka melek huruf (dapat membaca) dengan kertas, membawa demokrasi, kavaleri dan kereta perang ke wilayah tersebut. Keberadaan mereka dan pengaruh yang dikonfirmasi dari eksploitasi Alexander Agung dan juga dari tulisan-tulisan kuno banyak ahli-ahli Taurat dan penelitian ilmiah modern, seperti profiling DNA.

Bab 7 – Homeward Bound
Homeward Bound, 1200 tahun setelah Gertmanne menetap di Punjab, kembali dengan tentara Alexander Agung ke Mediterania. Mereka menjadi terlibat dalam perebutan kekuasaan, mengakibatkan kematian Alexander dan berperan dalam menghancurkan dominasi angkatan laut Mesir. Mereka juga menghancurkan sejumlah kapal Yunani dan mengalahkan armada Phoenician dalam pertempuran laut. Setelah eksploitasi mereka di Timur Mediterania, mereka kembali ke Eropa Barat pada 303 SM. Dimana daerah pesisir barat Eropa ternyata telah dihancurkan oleh tsunami besar dua tahun sebelumnya. Penelitian oseanografi menunjukkan bahwa pantai Timur Amerika Utara mengalami nasib yang sama pada saat itu. Tokoh ilmuwan tentang dampak kosmik seperti Dr Dallas Abbas menunjukkan bahwa dampak peristiwa besar terjadi di Atlantik Utara pada 300 SM. Sisa dari bab ini menggambarkan re-populasi Denmark dan Belanda. Hal ini terkait awal usia dari Viking dan Jerman dan juga peristiwa-peristiwa serta kebijakan yang mengakibatkan akhir kematian dari kerajaan Eropa Barat.

Bab 8 – Frisland
Bab ini membahas klaim buku Oera Linda bahwa tanah lama mereka (Atland) yang terletak di suatu tempat di sebelah barat Eropa dan menghilang di bawah ombak pada tahun 2193 SM. Peta yang konon bertahun 1400M dan yang kemudian juga telah dinyatakan tipuan oleh sejarawan, kini diperiksa.


Peta menunjukkan tanah yang dihuni seukuran Inggris ke barat-utara Skotlandia. Dengan melapiskan peta pada gambar satelit dan garis kontur dasar laut di Atlantik Utara, ditemukan bahwa peta sesuai persis dengan topografi yang terletak pada kedalaman lebih dari 1000 meter. Penulis mengajukan penjelasan geologi mungkin seperti apa menyebabkan perendaman dari Frisland. Penemuan tanah dan pulau-pulau yang terendam dengan kota-kota mungkin berubah menjadi salah satu penemuan arkeologi paling menakjubkan di abad ini, paling tidak selama ribuan tahun. Geo-ilmuwan terkemuka di Afrika Selatan sependapat dengan penemuan penulis.

Bab 9 – Footprints
Homeward Bound setelah terbukti bahwa buku Oera Linda adalah dokumen sejarah yang dapat dipercaya, deskripsi tentang federasi dan benteng-benteng mereka akurat dibandingkan dengan citra satelit dari sejumlah kota-kota di seluruh Eropa. Hasil yang sama persis dari buku Oera Linda membuktikan bahwa beberapa kota di Eropa usianya lebih dari 4000 tahun. Bahkan, mereka secara substansial lebih tua dari Athena, Roma dan Yerusalem. Shift Pole (Bergesernya Kutub) in ancient times

Kesimpulan:
Bab terakhir merangkum bukti-bukti yang terkumpul selama penelitian dan menyimpulkan bahwa “Oera Linda Book” adalah bukti sejarah yang kredibel. Mungkin bagian paling penting dari suatu bukti dalam naskah tua yang terkunci dalam deskripsi tanah, wilayah dan pulau mereka sebelum bencana 2193 SM.


Tempat mereka adalah petunjuk pada dampak kosmik, kecuali empat kata yang sedikit mencolok:
Sebelum bencana “matahari terbit lebih tinggi“. Ini adalah bukti tak terbantahkan, bahwa pada saat yang lalu poros bumi itu memang miring oleh suatu dampak. Bahkan peramal terbaik di abad ke-19 tidak bisa meramalkan abad ke 21 Masehi tentang bukti-bukti adanya dampak asteroid besar dengan bumi di tahun 2193 SM. 

Sumber : forum.viva.co.id